Diperkirakan, tahun 2070, pasir di pantai akan menjadi sangat panas dan kemungkinan besar akan membuat telur telur penyu ‘matang’ dan ini berarti fenomena alam ini berpotensi mengahncurkan populasi penyu laut. Selain itu, kenaikan permukaan laut juga merupakan ancaman yang serius dalam waktu dekat ini, yaitu sekitar tahun 2030.
Saat penyu laut naik ke darat untuk bertelur, mereka mengahdapi 3 ancaman serius dari perubahan iklim yaitu: siklon, air pasang & suhu yang memanas.
Para peneliti memperkirakan dari sekarang hingga tahun 2030, kenaikan garis pantai akan membahayakan daratan tempat penyu bertelur. Dan ditambah lagi, di tahun 2070, pasir di banyak daerah akan sangat panas hingga telur penyu tidak akan bisa bertahan.
Para ahli merasa pasti dengan dampak pemanasan pantai. Suhu pasir menentukan rasio jenis kelamin penyu.Dengan kenaikan suhu, akan menetas lebih banyak penyu betina. Suhu yang lebih hangat juga mengurangi keberhasilan penetasan & menghasilkan tukik yang cacat, sedangkan suhu diatas 33 derajat celcius mengakibatkan telur mati.
Membangun tempat tempat teduh di pantai, menanam tanaman di seanjang pantai atau merelokasi telur ke tempat yang lebih dingin kemungkinan strategi yang baik untuk melindungi teur telur ini dari pemanasan yang berlebihan. Temuan ini dapat membantu memprioritaskan upaya konservasi. Untuk jangka panjang, pengurangan dampak dari kenaikan permukaan air laut tidak terlalu jadi masalah karena peningkatan suhulah yang akan menyebabkan sebagian besar kerusakan. Tapi rasanya tidak semudah itu. Daratan tempat bertelur kemungkinan akan berpindah dengan cara yang tidak bisa diantipasi oleh ilmu pengetahuan karena kenaikan permukaan laut.